Minggu, 20 Mei 2012

laporan akhir nutrisi tanaman


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM NUTRISI TANAMAN
“Komoditi Jagung”


ARI LUBERIUS
1006134195

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
                                 UNIVERSITAS RIAU      
PEKANBARU
2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan Karunia nya lah sehingga kita masih diberikan nikmat berupa kesehatan dan kesempatan khususnya kepada penulis pribadi, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Nutrisi Tanaman ini, Semoga apa yang diberikan dapat berguna dalam menentukan penulis ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi nanti.
Di samping itu juga, penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan – laporan praktikum kedepannya.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila ada kata – kata yang tak berkenang hati. Karena seperti kata pepatah: ‘’ tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak berduri, dan tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan’’. Harapannya, semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaaat bagi semua orang, terutama penulis. Sekian dan terima kasih.



Pekanbaru, Mei 2012


Penulis 




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu ,Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

         Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
          Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
          Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
           Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
            Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
ciri-ciri:
  1. panjang
  2. berisi
  3. ada buahya
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Nutrisi Tanaman ini adalah:
1)      Untuk mengetahui Cara budidaya Jagung Pada Media Tanah Pasir
2)      Untuk Mengetahui Cara Merawat tanaman jagung,
3)      Untuk Memastikan bawang tanaman jagung Merupakan Tanaman Yang Dapat Tumbuh dimana saja.
4)      Untuk mengetahui gejala kekurangan unsur hara pada komoditi jagung
5)      Untuk mengetahui kandungan air didalam tubuh tanaman jagung dengan menggunakan tekhnik berat kering
6)      Untuk membandingkan pertumbuhan tanaman jagung yang diberi pupuk dengan tanaman jagung yang tidak diberi pupuk


1.3 Alat dan Bahan
v  Polibag
v  Pasir
v  Sekop
v  Benih jagung
v  Pupuk
v  Air
v  Penggaris
v  Amplop
v  Oven














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tanah Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir tidak dapat di tumbuhi oleh tanaman, karena rongga-rongganya yang besar-besar.
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman. Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis)

2.2 Tanaman Jagung
Tanaman jagung merupakan bahan baku industri pakan dan pangan serta sebagai makanan pokok di beberapa daerah di Indonesia. Dalam bentuk biji utuh, jagung dapat diolah misalnya menjadi tepung jagung, beras jagung, dan makanan ringan (pop corn dan jagung marning). Jagung dapat pula diproses menjadi minyak goreng, margarin, dan formula makanan. Pati jagung dapat digunakan sebagai bahan baku industri farmasi dan makanan seperti es krim, kue, dan minuman.
Karena cukup beragamnya kegunaan dan hasil olahan produksi tanaman jagung tersebut diatas, dan termasuk sebagai komoditi tanaman pangan yang penting, maka perlu ditingkatkan produksinya secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan.

SYARAT PERTUMBUHAN TANAMAN  JAGUNG

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal.
Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

 

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

A. Syarat Benih Jagung

Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

B. Pengolahan Tanah

Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm.
Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek. Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.

C. Pemupukan

Takaran per hektar pupuk kandang 2 ton, urea 300 kg, SP36 150 kg, KCl 75 kg. Pupuk urea diberikan 2 kali, masing-masing 1/2 bagian pada saat tanaman berumur 18 hari dan 35 hari. Sedangkan pupuk kandang, SP36 dan KCl diberikan seluruhnya pada saat tanam.

D. Penanaman Jagung

Waktu tanam · Sebaiknya musim penghujan.
  Penentuan Pola Tanaman Jagung
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
-    Tumpang sari ( intercropping ),melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
-   Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
-   Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ),pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
- Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ), penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
 E.LUBANG TANAM  dan CARA TANAM TANAMAN JAGUNG
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).
-  Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

-  Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
- Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
-  Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

F.Hama dan Penyakit Tanaman Jagung

1. Hama

a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

2. Penyakit

a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO
c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.
d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .
e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.




Panen dan Pasca Panen Jagung

1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.
3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.
5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.





2.3 UNSUR HARA   N-P-K

FUNGSI UNSUR HARA MAKRO (N-P-K)

          Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur tersebut :

Nitrogen(N)
-Merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.

Fosfor(P)

-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )

Kalium(K)
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Di dalam dunia pertanian khususnya padi sawah, pemerintah telah mengeluarkan produk pupuk NPK. Produk ini yang dikenal dan diperkenalkan kepada para petani adalah NPK Kujang ( 30 6 8 ) dan NPK ponska ( 15 15 15 ), di samping pupuk NPK yang lain.
Pemerintah ingin agar petani tak selalu tergantung pada pupuk tunggal seperti urea, tsp dan KCL. Maka direkayasalah pupuk yang mengandung unsur makro tsb. Di samping itu, pemerintah ingin terjadi pemakaian pupuk yang berimbang di kalangan petani. Karena selama ini pemahaman petani yang belum mengerti,  yang dikatakan pemupukan adalah memakai urea dan sedikit pupuk lainnya.
Untuk pupuk NPK kujang selain mengandung unsur makro N P dan K, setelah saya baca situs pupuk kujang, di dalam pupuk NPK terdapat pengayaan pupuk organik. Untuk NPK ponska sendiri, disamping mengandung unsur N, P dan K juga terdapat unsur S.

Pupuk NPK
Pupuk NPK adalah pupuk majemuk. Yang dimaksud pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung minimal 2 unsur hara makro seperti hara N, P atau K. Tetapi karena ini pupuk NPK maka unsur hara makronya ada 3 jenis.
Setiap pupuk NPK yang ada di pasaran adalah sama secara unsur hara makronya, yang membedakannya adalah % kandungan haranya. Seperti NPK kujang dan NPK ponska, kedua pupuk NPK ini sama secara unsur hara makro, ada N,P dan K nya. Cuma % kandungannya berbeda.
Untuk NPK kujang 30 6 8, sedangkan NPK ponska 15 15 15. Dengan mengetahui % kandungan haranya kita dapat membuat perhitungan kebutuhan pupuk suatu tanaman. Demikian juga dengan pupuk NPK lainya seperti
NPK mutiara 16 16 16
NPK kuda laut 15 7 8
NPK pelangi 20 10 10
NPK mahkota 15 15 6 atau 12 12 17 dll
Dengan mengetahui kadar hara pada pupuk NPK, kita bisa meracik kebutuhan hara suatu tanaman. Bila ada yang menggunakan pupuk tunggal sebagai pupuknya maka dengan pemahaman ini bisa kita konversi ke dalam pupuk NPK.
Sebagai contoh kebutuhan pupuk padi adalah 250 kg urea, 100 kg TSP dan 100 kg KCL. Maka kita dapat menghitungnya dalam bentuk NPK apasaja, baru setelah itu kalau ada kekurangannya kita gunakan pupuk tunggal kembali cuma dosisnya berkurang.
Tetapi ada juga pabrik yang membuat pupuk NPK untuk tanaman tertentu seperti tanaman kelapa sawit atau perkebunan2 tertentu dengan kadar NPK yang spesifik. Untuk NPK model ini biasanya jarang ada di pasaran.








BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Tinggi Tanaman

NO
1
2
3
4
5
P1
13 cm
19,5 cm
21 Cm
23 cm
30cm
P2
19 cm
30 cm
30 Cm
30 cm
30 cm
P3
19 cm
26 cm
27 Cm
28 cm
27 cm
P4
20,5 cm
27 cm
28 Cm
29 cm
29 cm
P5
9 cm
20 cm
24 Cm
27 cm
27 cm
P6
7,5 cm
21 cm
 24 Cm
27 cm
28 cm
P7
17 cm
27 cm
28 Cm
28 cm
29 cm
P8
16 cm
23 cm
25 Cm
28 cm
28 cm
P9
18 cm
28 cm
32 Cm
35 cm
36 cm
P10
11 cm
25 cm
27 cm
35 cm
34 cm
P11
27 cm
45 cm
47 Cm
55 cm
60 cm
P12
19 cm
27 cm
27 Cm
27 cm
27 cm
P13
26 cm
49 cm
52 Cm
55 cm
56 cm
P14
21 cm
37 cm
40 Cm
42 cm
44 cm
P15
9 cm
9 cm
Mati
mati
Mati
P16
2 cm
23 cm
28 cm
35 cm
46 cm







3.1.2 Jumlah Daun

NO
1
2
3
4
5
P1
4
4
4
5
6
P2
4
4
5
6
6
P3
4
4
4
6
6
P4
4
5
5
6
6
P5
3
4
4
5
5
P6
3
3
4
5
6
P7
4
4
4
5
5
P8
4
4
4
5
5
P9
4
4
5
7
6
P10
3
4
5
6
6
P11
4
5
6
6
7
P12
4
5
5
6
6
P13
5
6
7
8
7
P14
4
5
7
7
7
P15
2
2
Mati
Mati
Mati
P16
4
5
6
7
7













3.1.3 Berat Basah

NO
AKAR
BATANG
P1
0,35 gr
1,87 gr
P2
0,11 gr
1,00 gr
P3
0,40 gr
0,51 gr
P4
0,39 gr
0,28 gr
P5
0,59 gr
1,23 gr
P6
0,37 gr
0,83 gr
P7
0,21 gr
0,11 gr
P8
0,35 gr
0,51 gr
P9
0,34 gr
1,34 gr
P10
0,33 gr
1,14 gr
P11
0,64 gr
7,58 gr
P12
0,64 gr
0,82 gr
P13
0,94 gr
5,42 gr
P14
0,23 gr
1,60 gr
P15
-
-
P16
0,83 gr
6,00 gr













3.1.4 Berat Kering

NO
AKAR
BATANG
P1
0,12 gr
0,25 gr
P2
0,03 gr
0,21 gr
P3
0,12 gr
0,20 gr
P4
0,14 gr
0,22 gr
P5
0,15 gr
0,17 gr
P6
0,10 gr
0,18 gr
P7
0,09 gr
0,08 gr
P8
0,08 gr
0,12 gr
P9
0,11 gr
0,24 gr
P10
0,06 gr
0,22 gr
P11
0,14 gr
1,09 gr
P12
0,22 gr
0,22 gr
P13
0,16 gr
0,95 gr
P14
0,06 gr
0,41 gr
P15
-
-
P16
0,15 gr
0,82 gr


3.2.Pembahasan

v  Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman Diukur dengan menggunakan penggaris, ada pun tinggi tanaman tersebut bermacam-macam menurut keungulan cepat pertumbuhan tanaman tersebut

v  Jumlah Daun
Jumlah daun dilakukan dengan menghitung jumlah daunnya.Jumlah daun bermacam-macam tergantung bagaimana tanaman tersebut beradaptasi dengan lingkungan yang baru.


v  Berat Basah dan Kering
Dilakukan dengan cara mencabut tanaman jagung tersebut dari polibag secara hati-hati agar akar nya tidak ada yang tertinggal didalam tanah, karena akar nya juga akan ditimbang berat kering dan berat basah nya,stelah tanaman jagung sudah dicabut lalu gunting atau pisahkan bagian akar dan bagian batang jagung tersebut dan masukkan kedalam amplop yang sebelumnya sudah disediakan untuk wadah akar/batang tanaman jagung yang akan ditimbang  berat kering dan berat basah nya,selanjutnya bagian tanaman jagung tersebut dimasukkan kedalam amplop dan dimasukkan kedalam oven selama 2 x 24 jam dengan suhu  C .

























BAB IV

PENUTUP


4.1 Kesimpulan
v  Media pasir tidak mengandung unsur hara, pasir digunakan dalam media hanya sebagai palancar lewat nya air serta pelancar sirkulasi udara dalam tanah.
v  Media tanam mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung .
v  Media control 1 dan 2 yang tidak diberi pupuk memberikan hasil pertumbuhan tanaman jagung yang kurang berkembang dan kurang subur, jadi faktor pemupukan sangat dibutuhkan didalam perkembangan suatu tanaman,
v  Dalam polibag yang tidak diberikan salah satu unsur hara makro tersebut akan menunjukkan gejala kekurangan unsur hara tersebut
v  Dominan nya kandungan air lebih banyak terdapat pada bagian batang tanaman dibandingkan bagian akar tanaman


4.2 Saran
v  Sebaiknya praktikum nutrisi tanaman tidak dilakukan di rumah kaca, karena suhu didalam rumah kaca tersebut sangat tinggi, jadi mahasiswa didalam pengamatan komoditi nya menjadi tidak konsentrasi dan data yang diambil menjadi tidak akurat
v  Sebaiknya penanaman komoditi yang dipraktikumkan tidak hanya menggunakan pasir saja, ada baiknya dilakukan penanaman dengan menggunakan tanah atau media tumbuh lainnya agar mahasiswa tahu perbandingan kesuburan dan tingkat perkembangan komoditi yang ditanamnya dengan menggunakan media pasir dan yang dengan menggunakan media tanah.



DAFTAR PUSTAKA

Achmad Hidayat, budidaya jagung, Balai Penelitian Tanaman , Jakarta
Anonimous, 2009, Budidaya jagung, Journal Litbang Pertanian, Jakarta
Anonimous, 2009, jagung, Journal Litbang Pertanian, Jakarta
Anonimous, 2003, Perbenihan jagung, Journal Litbang Pertanian, Jakarta
Anonimous, 2005, Penyimpanan Benih dan Pembibitan,  IPB, Bogor
Edy Suprapto, 2007, Penekanan Hayati Penyakit moler Pada tanaman jagung Dengan PGPR, Journal litbang Pertanian, Jakarta
Surojo G, 2006, Pemupukan dan Pemeliharaan jagung, Dipertabun, Nganjuk
Surojo G, 2006, Penggunaan Benih dan  Pemeliharaan jagung, Dipertabun, Nganjuk
Surojo G, 2006, Pengelolaan Lahan dan Penyiapan Lahan Media Tanam jagung, Dipertabun, Nganjuk















1 komentar: